https://pa-palangkaraya.go.id – PA.PALANGKARAYA. Yusuf, BA nama dan gelarnya, adalah sosok seorang sahabat yang baik, berdisiplin tinggi dengan selalu lebih awal datang ke kantor dibanding yang lain, dengan usia yang relatif tua beliau adalah pribadi yang humoris, ceria penuh canda. Penggemar lagu-lagu berirama melankolis yang dilantunkan oleh penyanyi wanita kondang semisal Dian Piesesha, di antaranya lagu “satukan hati kami” dan “tak ingin sendiri” adalah deretan lagu yang akrab di telanga teman-teman se-kantor terlebih lagi se-ruangan dengan beliau. Namun kehangatan pribadi yang begitu romantis takkan bersama kami lagi, takkan ada canda dan tawa, bahkan takkan ada teman untuk mengisi waktu istirahat dengan bermain catur.
Semua kenangan manis itu akan sirna begitu saja dengan berakhirnya pengabdian beliau di Pengadilan Agama Palangka Raya. Selama lebih dari 26 tahun beliau mengabdikan jiwa dan raganya untuk lembaga peradilan khususnya peradilan agama, walaupun jabatan terakhir beliau hanyalah sebagai seorang Panitera Pengganti, namun kemulyaan pengabdian tidaklah selalu diukur seberapa tinggi jabatan yang ada di pundak, akan tetapi kemulyaan itu adalah sejauhmana amanah itu dapat kita laksanakan tanpa cela.
Sosok yang dikenal dengan ciri khas pada kumis tebalnya juga adalah pribadi yang gemar berolah raga khususnya bulu tangkis, beliau selalu mengasah kemampuan olah raganya tersebut pada setiap hari jum’at dan sabtu bersama para sahabat yang ada di kantor Pengadilan Agama Palangka Raya maupun para pemain dari instansi lain yang ada di sekitar Palangka Raya. Tidak heran jika memasuki usia purnabakti 60 tahun beliau masih terlihat begitu bugar, bahkan dalam sambutan perpisahannya Yusuf menggungkapkan rasa syukur atas anugrah yang diberikan kepadanya hingga mampu untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannhya sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat hingga tuntas. menurut Yusuf hal ini patut untuk selalu disyukuri karena banyak ASN di antara kita yang tidak mampu untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya karena berbagai alasan, di antaranya karena sakit, dipecat bahkan karena masuk buih (penjara).
Lebih jauh Yusuf berbagi “rahasia” agar tetap sehat di usia senja, antara lain disamping berolah raga, maka bersyukur menjadi sesuatu yang “pamungkas” untuk bisa tetap sehat. Kita tidak akan pernah merasa bersyukur jika selalu melihat ke atas, namun menurut Yusuf sesekali melihat ke bawah serta menoleh ke samping kanan dan kiri akan membuat hidup lebih harmonis, keseimbangan antara kebahagian rohani dan jasmanilah yang akan membuat hati menjadi bahagia dan akan berimplikasi terhadap jasmani yang sehat. Karena masih banyak orang yang kondisinya di bawah kita, tidak salah untuk menoleh ke atas untuk memberikan ransangan motivasi agar berbuat yang lebih baik lagi, namun tetap menoleh ke bawah untuk menimbulkan rasa syukur atas segala yang telah kita miliki. Tak mau kalah dalam kesempatan yang sama Drs. H. Mahbub. A. M.HI selaku Ketua Pengadilan Agama Palangka Raya mengungkapkan bahwa “orang yang sakit itu karena hatinya juga sakit” sebaliknya “orang sehat karena hatinya bahagia”. Imbuh mantan Ketua PA Martapura ini.
Selamat kepada Bapak Yusuf yang sudah mengabdikan dirinya untuk kebaikan lembaga peradilan, pengabdian bapak takkan pernah sia-sia dan akan dicatat sebagai sebuah ibadah disisi yang Maha Kuasa. Selamat jalan pak Yusuf, jangan pernah tuk lupakan kami, walaupun saling berjauhan doa kami semoga bapak bisa menjalani kehidupan ini dengan penuh kebahagian bersama orang-orang yang bapak sayangi !!!. (ikh).