Harap Tunggu...

Senin, 17 Februari 2025
» Berita » SHOLAT GERHANA MATAHARI DI PA PALANGKA RAYA
SHOLAT GERHANA MATAHARI DI PA PALANGKA RAYA
  

gerhana1

Nampak khotib sedang membacakan khutbahnya saat pelaksanaan sholat gerhana di Pengadilan Agama Palangka Raya.

http ://pa-palangkaraya.go.id PA.PALANGKARAYA. Matahari dan bulan merupakan dua makhluk Allah SWT yang sangat akrab dalam pandangan kita. Peredaran dan silih bergantinya siang dan malam yang begitu teratur merupakan ketetapan Penguasa jagad alam semesta. Maka semua yang menakjubkan dan luar biasa pada matahari dan bulan menunjukkan akan keagungan dan kebesaran serta kesempurnaan sang Penciptanya. Oleh karena itu, Allah SWT membantah fenomena penyembahan terhadap matahari dan bulan. fenomena langka berupa gerhana matahari total yang akan melintasi beberapa kota yang ada di Indonesia termasuk Palangka Raya tidak disia-siakan oleh seluruh karyawan (ti) Pengadilan Agama Palangka Raya untuk melaksanakan sholat gerhana matahari. Kegiatan berlangsung dalam suasana khusu’ di Aula Pengadilan Agama Palangka Raya tepat pukul 06.45 WIB pada Rabu, (09/03/2016).


Nampak unsur pimpinan Pengadilan Agama Palangka Raya dengan khusu’ mengikuti prosesi pelaksanaan sholat gerhana  

Sebelum kegiatan sholat gerhana didirikan Drs. H. Mahbub. A. M.HI selaku Ketua Pengadilan Agama Palangka Raya menyampaikan beberapa tatacara dan kaifiyat sholat gerhana matahari. Dalam kesempatan tersebut Mahbub juga mengungkapkan agar kejadian yang langka dan jarang terjadi ini tidak disia-siakan untuk mengisinya dengan hal-hal yang positif, seperti memperbanyak zikir, dan tasbih, mengagungkan ke-mahabesaran-Nya serta betapa kerdilnya kita dihadapan-Nya.

Dalam pesan khutbahnya Thoyib, S.H.I (Mahasiswa Program Pasca Sarjana IAIN Palangka Raya) menjelaskan bahwa gerhana hanyalah salah satu dari tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. Dengan sains kita bisa lebih banyak mempelajari ayat-ayat-Nya di alam ini. Gerhana memberi banyak bukti bahwa alam ini ada yang mengaturnya. Allah yang mengatur peredaran benda-benda langit sedemikian teraturnya. Matahari dan bulan beredar pada orbitnya masing-masing. Pada mulanya orang-orang menganggap bumi diam, bulan dan matahari yang mengitari bumi dalam konsep geosentris. Kemudian berkembang pemahaman matahari yang diam sebagai pusat alam semesta, benda-benda langit yang mengitarinya, dalam konsep heliosentris. Bulan dan matahari dianggap punya cahaya masing-masing. Namun Al-qur’an memberi isyarat bahwa walaupun terlihat sama bercahaya, sesungguhnya bulan dan matahari berbeda sifat cahaya dan gerakannya, sebagaimana yang Allah jelaskan dalam (Q.S. Yunus ayat : 5).


Nampak suasana langit kota Palangka Raya yang tiba-tiba redup seakan malam saat terjadi gerhana matahari

Lebih lanjut khotib mengungkapkan bahwa walaupun tampak matahari dan bulan berjalan pada jalur yang sama, namun tidak mungkin keduanya bertabrakan atau saling mendekat secara fisik, karena orbitnya memang berbeda. Perjumpaan bulan dan matahari saat gerhana matahari hanyalah ketampakannya, ketika matahari tanpak terhalang oleh bulan yang berada diantara matahari dan bumi. Imbuhnya.

Diakhir khutbahnya khotib mengungkapkan bahwa sains menjelaskan fenomena yang sesungguhnya, sains menghilangkan mitos dan meneguhkan keyakinan akan kekuasaan Allah. Hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa gerhana matahari ini adalah bahwa Allah menunjukkan kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya dengan fenomena tersebut. (Ikh).